OBYEK WISATA RELIGI GUA MARIA SENDANGSONO
Salah satu tempat wisata religi yang dijadikan tempat ziarah untuk umat Katolik yaitu Sendangsono. Sendangsono merupakan tampat ziarah karena disana terdapat Gua Maria. Gua Maria Sendangsono terletak di Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Gua yang berada di tanah kapur gersang Perbukitan Menoreh ini dikelola oleh Paroki St. Maria Lourdes Promasan. Sebagai tempat ziarah, Sendangsono selalu kedatangan banyak wisatawan setiap harinya dan akan meningkat pada akhir pekan. Pada bulan Mei dan Oktober peziarah akan lebih ramai karena merupakan Bulan Maria untuk peribadatan doa Rosario.
Akses untuk mencapai tempat ini wisatawan
dapat memilih dua jalur dengan melewati jalan berliku-liku di kaki Bukit
Menoreh. Jika ditempuh dari pusat Kota Yogyakarta bisa melewati Jalan Godean
hingga Sentolo kemudian belok ke kanan mengikuti papan petunjuk jalan yang
terpasang. Apabila wisatawan datang dari arah Magelang atau Borobudur dapat
ditempuh mengikuti jalan raya yang menghubungkan Salaman-Kalibawang kemudian mengikuti
papan petunjuk jalan yang terpasang. Jaraknya sekitar 45 kilometer dari
Yogyakarta atau sekitar 35 kilometer dari Magelang. Meski jalannya relatif
sempit dan berliku-liku, akses jalannya bisa dibilang mulus untuk bisa dilewati
kendaraan pribadi, baik dengan sepeda motor atau pun mobil.
Untuk masuk ke komplek Gua Maria Sendangsono,
pengunjung tidak perlu merogoh koceknya karena tidak ada tiket khusus alias gratis.
Pengunjung cukup membayar biaya parkir kendaraannya. Sementara, jika pengunjung
ingin memberikan sumbangan atau donasi kepada pengelola obyek wisata
Sendangsono bisa dimasukkan ke beberapa kotak yang tersedia di beberapa tempat.
Hal-hal yang menarik wisatawan berkunjung ke
komplek Sendangsono karena dikenal sebagai tempat yang begitu syahdu. Tempat
peribadatan umat Katolik ini memiliki paduan arsitektur dan alam yang terlihat
begitu cantik. Perpaduan arsitektur tradisi Jawa yang nampak dari tampilan dan
bahan bakunya yang banyak memanfaatkan kayu dan bambu serta fungsi bangunan
yang efisien dengan ciri arsitektur modern. Sesuai dengan namanya yaitu Sendang
Sono, di tempat ini terdapat sendang atau mata air yang terletak di bawah pohon
Sono. Meski kini bilik sendang telah ditutup dengan kotak kaca, pengunjung
tetap bisa merasakan kesejukan air sendang yang telah dialirkan melalui kran
air. Biasanya para peziarah akan membasuh muka dan juga membawa pulang air dari
sendang yang telah didoakan. Di tempat ini juga terdapat gua dengan patung
Bunda Maria berukuran besar yang dulunya dipersembahkan dari Ratu Spanyol. Di
area Gua Maria terdapat banyak lilin dan bunga-bunga yang biasanya dibawa oleh
pengunjung. Di sebelah Gua Maria terdapat Kapel Tritunggal Mahakudus yang
memiliki atap sebanyak tiga lapis yang menggambarkan Trinitas dalam ajaran
Katolik. Sendang Sono juga terbuka untuk masyarakat luas. Walaupun sarat
nuansa Katolik, Sendangsono terbuka bagi pemeluk agama apapun sehingga tak
jarang para wisatawan bisa menemui pemeluk agama lain yang datang untuk sekadar
berlibur mencari ketenangan.
Masih terdapat hal khusus mengenai
Sendangsono yang masih perlu perhatian terutama area parkir yang kurang.
Kebanyakan kendaraan wisatawan atau peziarah harus diparkirkan di bahu jalan di
sepanjang jalannya. Hal itu sering mengakibatkan kemacetan yang panjang karena
sempitnya jalan. Apalagi jika bagi pemakai kendaraan mobil atau bus yang harus
butuh kehati-hatian saat saling bersimpangan. Menurut saya, itu memberi kesan
was-was bagi penumpang kendaraan yang pasti menyaksikan sisi jalan yang berdampingan
dengan beberapa jurang.
Sumber:
http://jogjatrip.com/id/97/sendangsono
http://www.njogja.co.id/seni-budaya/sendang-sono-tempat-berziarah-hingga-menikmati-keindahan-arsitektur/
https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/pilgrimage-sites/sendang-sono/
Komentar
Posting Komentar